Desa Kala, yang terletak di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, memiliki potensi pertanian yang besar dan menjanjikan. Berada di wilayah perbukitan dengan iklim tropis yang relatif stabil, desa ini menyimpan kekayaan sumber daya alam yang sangat mendukung sektor pertanian. Di antara berbagai komoditas pertanian yang tumbuh subur di Desa Kala, jagung dan kemiri menjadi dua tanaman unggulan yang memberikan kontribusi signifikan bagi ekonomi masyarakat.

Jagung: Komoditas Pangan Pokok dan Komersial

Jagung merupakan tanaman pangan yang sangat penting di Desa Kala. Tanah yang subur, ketersediaan lahan yang luas, serta curah hujan yang cukup menjadikan jagung tumbuh optimal di wilayah ini. Sebagian besar petani di Desa Kala menanam jagung sebagai tanaman utama, terutama pada musim tanam pertama.

Produksi jagung di Desa Kala bukan hanya untuk konsumsi lokal, tetapi juga dijual ke pasar-pasar di Bima dan sekitarnya. Hasil panen jagung digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari bahan pangan, pakan ternak, hingga bahan baku industri kecil seperti pembuatan keripik jagung dan tepung jagung lokal.

Ketersediaan alat pertanian modern serta pendampingan dari dinas pertanian semakin meningkatkan produktivitas petani jagung. Selain itu, semangat gotong royong antarwarga dalam kegiatan pertanian menciptakan iklim kerja yang saling mendukung.

Kemiri: Potensi Ekonomi dari Hutan Rakyat

Selain jagung, kemiri juga menjadi komoditas penting yang tumbuh di lahan-lahan perbukitan dan hutan rakyat di Desa Kala. Tanaman ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena bijinya yang mengandung minyak banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, kosmetik, dan obat tradisional.

Kemiri umumnya tidak memerlukan perawatan intensif, namun menghasilkan keuntungan jangka panjang karena termasuk tanaman tahunan. Panen kemiri dilakukan sekali setahun dan biasanya dijual dalam bentuk biji kering ke pengepul lokal maupun pedagang besar di wilayah Bima.

Sayangnya, potensi kemiri ini belum tergarap secara maksimal. Salah satu kendala utama adalah keterbatasan akses pasar dan kurangnya pelatihan pengolahan pascapanen. Dengan adanya pelatihan dan pengembangan teknologi tepat guna, kemiri Desa Kala bisa diolah menjadi produk turunan seperti minyak kemiri murni, sabun alami, atau bahan baku industri herbal yang bernilai tinggi.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meski memiliki potensi besar, pertanian di Desa Kala masih menghadapi beberapa tantangan seperti keterbatasan irigasi, fluktuasi harga pasar, dan minimnya akses modal usaha bagi petani kecil. Namun, dengan dukungan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, serta semangat masyarakat Desa Kala sendiri, tantangan ini bisa diatasi secara bertahap.

  • Upaya yang dapat dilakukan antara lain:
  • Meningkatkan akses ke pelatihan pertanian modern
  • Mengembangkan koperasi tani dan UMKM berbasis hasil pertanian
  • Menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan BUMDes untuk pemasaran hasil panen

 

Penutup

Potensi pertanian Desa Kala sangat menjanjikan, khususnya pada komoditas jagung dan kemiri. Dengan pengelolaan yang baik dan dukungan kebijakan yang berpihak pada petani, dua komoditas ini bukan hanya menjadi sumber penghidupan, tetapi juga dapat mengangkat nama Desa Kala sebagai desa agraris yang mandiri dan sejahtera. Masa depan pertanian Desa Kala ada di tangan masyarakatnya sendiri — tinggal bagaimana memanfaatkannya secara bijak dan berkelanjutan.