Desa Kala, yang berada di wilayah Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, tidak hanya memiliki keunggulan di sektor pertanian, tetapi juga menyimpan potensi besar di bidang peternakan. Lingkungan alam yang mendukung, ketersediaan lahan penggembalaan yang luas, serta budaya beternak yang telah mengakar sejak lama, menjadikan peternakan — khususnya kambing dan sapi — sebagai salah satu sumber mata pencaharian utama masyarakat.
Kambing: Usaha Ternak Skala Kecil yang Menjanjikan
Kambing merupakan jenis ternak yang paling banyak dipelihara oleh masyarakat Desa Kala. Peternakan kambing umumnya dilakukan secara tradisional, dengan sistem semi-intensif atau digembalakan di ladang dan perbukitan sekitar desa. Jenis kambing yang paling banyak dibudidayakan adalah kambing kacang dan kambing peranakan etawa, yang dikenal memiliki daya tahan tubuh kuat dan pertumbuhan yang cepat.
Selain sebagai sumber daging, kambing juga memiliki nilai ekonomi dalam hal penjualan bibit dan kebutuhan keagamaan seperti kurban dan aqiqah. Harga kambing yang cenderung stabil menjadikannya sebagai aset hidup bagi banyak keluarga.
Kelebihan lain dari usaha ternak kambing di Desa Kala adalah biaya pemeliharaan yang relatif rendah, karena pakan hijauan mudah ditemukan di sekitar desa. Namun, diperlukan pelatihan lanjutan terkait manajemen kesehatan ternak dan pengolahan limbah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi.
Sapi: Investasi Jangka Panjang Bernilai Tinggi
Selain kambing, sapi juga menjadi ternak andalan di Desa Kala, khususnya jenis sapi Bali dan sapi lokal Bima. Sapi dipelihara dengan sistem penggembalaan terbuka atau dikandangkan dekat rumah warga. Sapi menjadi aset jangka panjang yang biasa dimanfaatkan saat ada kebutuhan besar seperti biaya pendidikan, pembangunan rumah, atau acara adat.
Sapi dari Desa Kala dikenal memiliki kualitas tubuh yang baik dan berat yang optimal karena asupan pakan alami dari padang penggembalaan. Beberapa peternak juga mulai mengadopsi sistem penggemukan (fattening) untuk meningkatkan nilai jual sapi dalam waktu yang lebih singkat.
Meskipun potensi sapi sangat besar, masih terdapat kendala seperti keterbatasan akses ke vaksinasi dan minimnya pengawasan kesehatan hewan secara rutin. Oleh karena itu, kolaborasi antara peternak, pemerintah desa, dan dinas peternakan menjadi penting dalam meningkatkan produktivitas dan menjaga kualitas ternak.
Peluang Pengembangan dan Dampak Ekonomi
Pengembangan sektor peternakan di Desa Kala berpeluang besar mendukung ketahanan pangan lokal dan meningkatkan pendapatan rumah tangga. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:
- Pendirian kelompok peternak sebagai wadah koordinasi dan pelatihan
- Pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk organik untuk pertanian
- Pengolahan hasil ternak seperti susu kambing, dendeng sapi, atau abon
- Kredit usaha ternak dari BUMDes atau koperasi petani untuk memperkuat modal
Jika dikembangkan secara terencana, sektor peternakan Desa Kala dapat menciptakan efek ekonomi berganda — tidak hanya menguntungkan peternak, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar.
Penutup
Peternakan kambing dan sapi di Desa Kala bukan sekadar warisan budaya, tetapi merupakan potensi ekonomi yang nyata dan berkelanjutan. Dengan dukungan infrastruktur, pelatihan, dan pemasaran yang baik, Desa Kala dapat menjadi sentra peternakan di kawasan barat Kabupaten Bima. Masa depan sektor peternakan Desa Kala sangat cerah, tinggal bagaimana masyarakat dan pemerintah desa memaksimalkan potensi tersebut untuk kesejahteraan bersama.